dialog hati

Cengeng, katamu
Aku masi terisak.
Entah kenapa aku diam tak menentang.
Kamu pun terhenyak melihatku diam.

Cengeng, katamu lagi.
Kali ini dengan nada yang manis.
Entah mulai mengerti
atau cuma menyadari
aku mulai terisak lagi.

Cengeng, katamu.
Aku merasa nada tinggi yang dipaksakan.
Aku tetap tergugu,
masih tak mau menentang matamu.

Cengeng, kali ini matamu yang bicara.
Aku sudah menatapmu.
Menatap matamu yang marah
namun tak lagi padaku.

Aku raih tanganmu,
dalam diam kuungkap semua rasaku
Aku tahu kau tahu aku telah mengaku
Segenap hati, ku lepaskan kamu

Hai kamu,
bahagialah
Hai kamu,
mencintalah
Hai kamu,
Aku akan selalu ada
Untuk membagi suka
bahkan airmata
Pelukku untukmu.

--Phnom Penh, Januari 2013--

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Journey (1)

Cerita Semesta

me guapo