The Journey (1)

Kemarin (tanggal 3 okt 2012) saya mengurus visa untuk ke Kamboja. Yap. Akhirnya setelah sekian lama, saya harus menyusul teman BPKRT untuk bertugas ke Phnom Penh, Kamboja. InsyaAlloh saya akan bertugas selama 3 tahun. Inilah awal dari semua perjalanan keBPKRTan saya. Memang maunya dicatat begini. Mohon doanya biar konsisten yes. Bismillaah.

Saya termasuk prioritas nih ceritanya. Harus pergi karena saya menggantikan Ibu yang akan pensiun pada November nanti. Jadilah saya harus segera pergi, secepatnya! Fiuhh.. untung sekarang prosesnya sudah satu atap, istilahnya One Desk Service, terkait keperluan penugasan semuanya jadi lebih sederhana dan mudah. alhamdulillaah :)

Nah, ngurus visa ini, saya sendiri memang tak pernah keluar negeri sebelumnya. Jadi buta banget tentang alur jelas itu. Alhamdulillaah banyak yang ngasih tahu. Google pun memberikan bantuan yang banyak sekali. Sebenernya oleh senior di perwakilan sih sudah dibantu dengan pemberian nomor telpon salah seorang staf di kedubes kamboja. Namun saya menelpon hanya untuk menanyakan persyaratan pengurusan visa saja. Karena pada waktu itu saya sudah mengantongi alamat kedubes dari bertanya pada Om Google. Saya pun percaya diri saja.

Ohya, tanggal 2 baby N panggilan sayang kita buat Najdah putrinya Ferdy dan Intan lahir, jadi tgl 2 malem aq n Nana pergi ke Rumah Sakit Asri di Duren Tiga. Berangkat dari kantor jam 17.30 itu adalah hal yg sangat tidak strategis. Jalur macet kuningan - mampang pun menyambut kita. Untung P20 yang kita naiki tidak penuh. Kita bisa duduk dengan tenang, bercerita sepanjang jalan, tidur, melek, tidur, melek, tidur dan melek lagi baru nyampe. Fiuh.. Hampir nyasar, masih ga konsen baru bangun kita memutuskan buru-buru turun. Daaan jeng jeng.. ternyata kita turunnya paaaaass bangettt di Duren Tiga saudara-saudaraaa. Alhamdulillaah. Terdapat plang bertuliskan "Rumah Sakit Asri 500m" Jalan deh. Sampailah kami menciumi si baby N. Subhanalloh cantiknya. Terpanjat doa, semoga sang baby N menjadi putri yang sholehah, sehat, pintar, baik budi, menjadi penyejuk hati kedua orang tua. Aamiin.

Setelahnya, saya tidak pulang ke kosan, menginap saja di rumah Eko Wulan parker.. ihihihi.. biar keesokan pagi tak menempuh perjalanan jauh untuk mengurus visa ke kedubes Kamboja. Alamat Kedubes Kamboja hasil bertanya ke Om Google adalah di TB Simatupang Kav. 13. Dikonfirmasi ke www.mapgoogle.com juga memang lokasinya disitu. Baiklah, saya pun bersiap, membawa paspor, nota pengantar dari Kemlu, dan foto 4 x 6 sebanyak 3 lembar.

Sempat khawatir tak boleh masuk karena saya lupa membawa sepatu resmi saya, maklum di luar kantor saya memakai sepatu santai yang cenderung berkelamin sandal, saya pun berdoa dan mantap untuk berangkat. Saya berangkat dari kosan eko pukul 9. Wow deh. Diantar oleh Eko di halte pertanian untuk naik ojek menuju Kedubes. Tak berani menawar, karena takut mendzolimi pak ojek (ecieee..) saya Ok kan tarifnya, kami pun berangkat. Tak kesulitan pak ojek menemukan tempatnya. Dan jeng jeng jeeeeng.. ternyata kedubes Kamboja sedang direnovasi dan sementara dipindahkan ke Pejaten Barat III arah Kemang, setelah Salon Kenanga begitu tertulis di pemberitahuan yang tertempel di pagar Kedubes. Kata pak ojek sih dia tau daerah situ, tapi tentu saja nambah ongkos, setelah kami sepakat dengan ongkos barunya, yang membuat saya yakin ternyata bukan pak Ojek yang didzolimi, alhamdulillah. 

Kami menuju lokasi, lancar sampai akhirnya ketemu Salon Kenanga, sudah bertanya tak banyak pula orang tahu, mungkin karena baru pindah ya. Akhirnya saya ingat nomor staf kedubes Kamboja yang pernah diberikan pada saya, saya pun menelpon untuk menanyakan letak tepatnya. Dan ternyata tempatnya memang sudah kami lewati berulang kali. hihihihi. Ya sudahlah. Sesuai perjanjian, pak ojek menunggu di depan kedubes, saya pun memasukkan dokumen. Untungnya mungkin karena sedang renovasi, masalah sepatu cenderung sandal tadi tak menjadi masalah. Saya keluarkan map, hendak menyerahkan persyaratan visa. Namun ada yang saya lupa, saya harus mengisi formulir, seorangnya 2 lembar yang berarti saya harus mengisi 6 lembar dokumen. Hiaaatt.. Pegel deh, karena sedang direnovasi dan ketiadaan meja memaksa saya membungkuk menyelesaikan isian 6 lembar formulir. Alhamdulillaah, telah diserahkan, dan diinformasikan bahwa visa bisa diambil tanggal 10. Fiuhh.. lega. Satu urusan terselesaikan sudah. Alhamdulillaah :).

Pak Ojek ku minta mengantarkan ke halte Penvil tidak mau, kejauhan demikian katanya, ke halte sesudahnya saja (lupa nama haltenya). Saya iyakan saja, karena badan sudah lemas. Eh pas melihat ke kiri, ternyata dekeeett banget haltenya dibandingkan dengan halte sebelumnya. Hmmm.. Sudah niat untuk memberikan tambahan dari tarif yang telah disepakati, harus dilaksanakan. Pasti ada hikmah. Yakin. Ternyata memang benar berhikmah. Di halte ini (masih lupa namanya) ada vending machine, jadi bisa beli minum. Alhmadulillaah. Pas baru masukin uang eh ada busway berhenti, tapi karena sudah terlanjur uangnya masuk, saya teruskan saja membeli minuman dan harus merelakan lewatnya busway tersebut. Pasti ada hikmah. Yakin. Daaaan hikmahnya adalah yang datang busway berikutnya adalah jurusan Ragunan - Monas. Horraaay.. Alhamdulillaah :) Yakinlah, tak ada kebetulan di dunia ini. Semua pasti berhikmah. 

Esoknya saya mendapat watsap dari seorang teman yang juga senasib - sedang mengurus persiapan untuk penempatan- bahwa urusan saya mendekati beres. Makin deg-degan. Bismillaah. Mohon doanya ya semua. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Semesta

me guapo